Kisah Akal dan Nafsu Saat Berdialog Dengan Allah SWT
Juni 06, 2018
1 Comment
MENCATAT ILMU - Assalamu'alaikum Wr Wb...
Bagaimana kabar anda kali ini ? Semoga Sehat selalu dan dilimpahkan rezki'a
oleh Allah SWT.... Saya kali ini membahasa " Kisah Akal dan Nafsu , Kenapa
saya membahas topik tersebut untuk menambahkan keimana kita dan ketakwaan kita
kepada Allah SWT.
Tahukah anda kalau nafsu dan akal diciptakan bersamaan dengan makhluk Allah SWT? Ternyata Allah SWT memberikan sifat sifat tersebut berbeda-beda kepada makhluk ciptaanya. Seperti kita ketahui manusia adalah salah satu makhluk Allah SWT yang paling sempurna di antara makhluk yang lainya. Kenapa bisa seperti itu karena manusia diberikan dua sifat yaitu Nafsu dan Akal, dan kenapa manusia mendapatkan dua sifat tersebut karena apa bila manusia dapat mengendalikan Akal untuk mengalahkan Nafsunya dia lebih baik dari Malaikat ๐ผ, Apa bila manusia Sifat Akalnya dikalahkan oleh sifat Nafsunya sesuai dengan janji Allah SWT yaitu lebih buruk dari pada Hewan (Binatang). Kenapa bisa seperti itu ? Mari kita simak bersama-sama kisah percakapan akal dan nafsu dengan Allah SWT berikut ini.
1. Kisah Akal
Saat Allah SWT selesai menciptakan Akal, lalu Allah SWT memanggil Akal.
Allah SWT Berfirman :
" Wahai
Akal, Menghadaplah engkau."
Kemudian Akal Menghadap kepada Allah SWT, Kemudian Allah SWT berfirman :
" Wahai
Akal, berbaliklah engkau."
Kemudian Akal Pun berbalik, Kemudia Allah SWT Bertanya kepada Akal
:
" Wahai
Akal, Siapakah aku ?."
Kemudian
Akalpun menjawabnya :
" Engkau
adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan
lemah."
2. Kisah
Nafsu
Setelah Allah SWT Menciptakan Akal, selanjutnya Allah SWT menciptakan
Nafsu, Allah SWT berfirman :
" Wahai
Nafsu, Menghadaplah kamu."
Kemudian
Nafsu tidak menghadap kepada Allah SWT sebalikanya dari Akal ia mendiamkan
diri, dan Allah SWT berfirman :
" Wahai
Nafsu, Siapakah Aku ?."
Kemudian
Secara lantangnya Nafsu menjawab :
" Aku
adalah aku dan Engkau adalah engkau ?."
Allah
SWT terkejut dengan jawabnya Nafsu, Sehingga Allah SWT menghukumnya dengan
menyiksa di neraka selama 100 Tahun, Kemudian setelah ia dibebaskan dari
siksaannya, Allah SWT memanggil kembali Nafsu dan menanyakan kembali :
" Wahai
Nafsu, Siapa Kau dan Siapa Aku ?."
Lalu
Akalpun masih sombongnya menjawab dengan kata yang
sama :
" Aku
adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Kemudian Allah SWT menyiksa kembali dengan cara diperjarakan dan jangan
berikan ia makan dan minum selama 100 tahun (Puasa).
Dipanggil
kembali setelah 100 tahun dia dipenjarakan tanpa makan dan minum :
" Wahai
Nafsu, Siapa engkau dan siapa aku ?."
Nafsu
menjawab dengan sopan dan santunnya kepada Allah SWT :
" Aku
adalah Hamba-Mu dan Engkau Adalah Tuhanku."
Penjelasan :
Saya akan menjelaskan yang dimaksud dalam kisah tersebut, saya ambil contoh
mungkin contoh ini sudahh tidak asing lagi buat kalian semuanya ini sudah
pernah di bahas pada saat kaliat sekolah, majelis, mendengarkan ceramah dan
sebagainya. Yang kita pahami:
Pertama yaitu Malaikat ๐ผ.
Pada saat Malaikat ๐ผ diciptakan oleh Allah SWT
bekal apa yang pertama kali yang diberikan oleh Allah SWT untuk Malaikat
?. Ya, tepat sekali jawaban anda yaitu Akal, kenapa Malaikat ๐ผ hanya mematuhi perintah Allah SWT dan ia tidak memiliki jenis
kelamin, karena mereka hanya dibekali Akal saja oleh Allah SWT, untuk membantu
Allah SWT dalam melakukan tugas-tugasnya.
Kedua yaitu Hewan (Binatang).
Pada saat Binatang diciptakan oleh Allah SWT bekal apa yang pertama kali yang
diberikan oleh Allah SWT untuk Binatang ?. Ya , tepat sekali jawaban anda yaitu
Nafsu, Kenapa Hewan hanya dibekali Nafsu, yaitu hanya memenuhi kepentingan
pribadi, tidak memiliki etika dan sopan santun seperti contoh untuk semua hewan
tapi kali ini saya hanya membahas hewan mamalia seperti anjing ๐, kucing ๐, tupai dan sebagainya.
Apa kalian pernah melihat hewan tersebut pada saat kawin ? Iya, tepat
sekali jawabnya pasti pernah, akan tetapi apa mereka merasa memiliki malu ?.
Iya benar, mereka tidak memiliki malu walaupun harus kawin di depan publik,
suka berganti pasangan, dan oleh karena itu mereka hanya di bekali Nafsu.
Langsung ke intinya, kalian manusiakan, Apakah anda sadari kalau manusia memiliki kelebihan dari contoh dua makhluk Allah SWT tersebut ?, Ya tepat sekali, manusia memiliki dua bekal yang membuat kelebihan di antara makhluk Allah SWT
Bekal yang pertama adalah Akal, karena untuk memebedakan manusia mana yang hak dan mana yang batil. Maksud dari hak dan batil adalah menjalakan kewajiban seperti malaikat untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Batil adalah larangan untuk tidak sekali kali mendekatinya, akan mendapatkan penyesalan di seumur hidup.
Bekal yang kedua adalah Nafsu, Karena untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup manusia sehari hari yaitu untuk makan, minum, mempunyai keturunan dan aktivitas lainya. Akan tetapi Nafsu juga dapat membuat manusia khilaf seperti medekati zinah, perampokan, berbohong, penipuan, riba dan sebagainya sehingga akan memasuki jalan yang salah dan dipenuhi dengan dosa. Lalu bagaimana kalau kita tidak memiliki nafsu ?. Kalau manusia tidak memiliki Nafsu iya tidak akan memiliki keturunan tidak mau makan maupun minum dan lebih parah lagi mereka akan Musnah dari muka bumi ini.
Lalu bagaimana cara manusia dapat menjadi sisi mulia yaitu dengan cara tingkatkan Keimanan dengan Akal dan jauhakn larangan yang dibuat nafsu, karena apabila anda dapat mengedalikan Akal untuk Mengalahkan Nafsu maka kalian mendapakan sisi paling mulia dibandingkan Malaikat ๐ผ dan sebalikanya apa kalian gagal mengedepankan Akal untuk mengalahkan Nafsu maka sesuai dengan Janji Allah SWT yaitu drajat manusia lebih rendah dari pada binatang.
Cara mengedalikan nafsu itu memang amatlah sulit akan tetapi dari dialog di atas mungkin itu petunjuk yang sangat ampuh untuk mengendalikan Hawa Nafsu dengan cara berpuasa.
Bagaimana hasil dari penjelasan tersebut, jika ada yang kurang terkenang dihati saya minta maaf, bila ada penulisan yang salah coba anda comment di MENU navigasi yaitu kritik dan saran. Dengan ini saya akhiri
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Saya mencari-cari ke sana kemari rujukan dan sumber kisah dialog tersebut. Apakah hadist ? atau apa ?
BalasHapusMohon saya sangat butuh rujukannya. Terima kasih.